kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GLOBAL MARKETS - Harapan Potong Suku Bunga Dorong Bursa Saham Global, Yen Melemah


Selasa, 07 Mei 2024 / 04:59 WIB
GLOBAL MARKETS - Harapan Potong Suku Bunga Dorong Bursa Saham Global, Yen Melemah
ILUSTRASI. GLOBAL MARKETS - Harapan Potong Suku Bunga Dorong Bursa Saham Global, Yen Melemah. REUTERS/Peter Nicholls/File Photo

Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK/LONDON, May 6 (Reuters) - Indeks saham global menguat pada Senin (6/5) didorong oleh optimisme bahwa bank sentral utama akan memangkas suku bunga tahun ini.

Sementara itu, yen melemah terhadap dolar setelah menguat tajam pekan lalu akibat dugaan intervensi Bank of Japan.**

Pelaku pasar di Asia dan Eropa turut menikmati sentimen positif dari Wall Street menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat (3/5). Data tersebut memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter paling cepat pada September mendatang.

Indeks dolar AS (indeks DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, melemah untuk hari keempat berturut-turut.

Pelemahan dolar terjadi setelah data ketenagakerjaan AS menunjukkan pertambahan lapangan kerja terendah sejak Oktober 2023, yang meredakan kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga.

"Ketua The Fed Jerome Powell telah mengindikasikan kepada pasar bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi. Kata-kata beliau 'tidak mungkin' tersebut ditafsirkan pasar sebagai sinyal keinginan untuk menurunkan suku bunga," ujar Brad Conger, Chief Investment Officer di Hirtle Callaghan & Co.

Baca Juga: Wall Street Catat Optimistis, Indeks Naik 3 Hari Beruntun

Namun, prospek inflasi masih belum pasti karena pasar berharap suku bunga berada pada level yang cukup ketat untuk memperlambat ekonomi dan mengurangi laju kenaikan harga.

Presiden The Fed New York John Williams mengatakan pada Senin (6/5) bahwa pada titik tertentu yang belum ditentukan, bank sentral AS tersebut akan menurunkan target suku bunga. Sementara itu, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin menyatakan bahwa perjuangan melawan inflasi kemungkinan akan membutuhkan penurunan permintaan.

Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,46%, S&P 500 naik 1,03%, dan Nasdaq Composite naik 1,19%.

Di Eropa, indeks STOXX 600 regional ditutup menguat 0,53% karena tanda-tanda bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) lebih percaya diri untuk menurunkan suku bunga seiring dengan terus melambatnya inflasi zona euro.

Indeks MSCI untuk saham global (MSCI ACWI) naik 0,50% ke level tertinggi sejak Juni 2022, menjadi 1.066,73. Pasar di Inggris dan Jepang tutup karena libur nasional.

Indeks dolar AS melemah 0,07% ke 105,10, sementara euro menguat 0,07% ke $1,0766.

Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru 6 Mei 2024

Harga minyak naik setelah Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah Juni untuk sebagian besar wilayah dan prospek kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang cepat terlihat suram. Minyak mentah AS (West Texas Intermediate/WTI) ditutup naik 37 sen menjadi $78,48 per barel dan minyak Brent naik 37 sen menjadi $83,33 per barel.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang mencapai level tertinggi sejak Februari 2023 dan ditutup 0,66% lebih tinggi, sementara indeks blue-chip China (CSI 300) berakhir naik 1,5%.

Sementara itu, pelaku pasar tetap waspada terhadap volatilitas yen lebih lanjut, setelah intervensi yang diduga dilakukan oleh otoritas Jepang pekan lalu untuk menghentikan penurunan tajam mata uang tersebut.

Tokyo diperkirakan telah menghabiskan lebih dari 9 triliun yen (sekitar $59 miliar) untuk mendukung yen pekan lalu, membawa yen dari level terendah 34 tahun di 160,245 per dolar menjadi sekitar level tertinggi satu bulan di 151,86 dalam kurun waktu seminggu. Yen melemah 0,63% pada Senin (6/5) menjadi 153,95 per dolar.

By Herbert Lash and Nell Mackenzie

(Reporting by Herbert Lash, additional reporting by Nell Mackenzie, Rae Wee and Roshan Abraham; Editing by Ed Osmond, Toby Chopra, Nick Macfie and Jonathan Oatis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×