kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

10 Barang yang Sering Dibeli Kelas Menengah Agar Terlihat Kaya


Jumat, 12 September 2025 / 11:01 WIB
10 Barang yang Sering Dibeli Kelas Menengah Agar Terlihat Kaya
ILUSTRASI. 10 Barang yang Sering Dibeli Kelas Menengah Agar Terlihat Kaya.

Sumber: New Trader U | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Di era modern ini, tekanan sosial untuk terlihat sukses dan kaya semakin meningkat, terutama dengan adanya media sosial. 

Banyak orang dari kalangan menengah berupaya menunjukkan status sosial yang lebih tinggi melalui berbagai pembelian, tanpa menyadari bahwa kebiasaan ini justru dapat menghambat mereka untuk mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya. 

Menurut laman edukasi trading, New Trader U, ada 10 pembelian umum yang sering dilakukan kalangan menengah, yang seolah-olah menunjukkan kemewahan namun sebenarnya adalah jebakan finansial. Berikut adalah 10 pembelian yang seringkali menjadi tanda "Pura-Pura Kaya".

Baca Juga: Proyeksi Kinerja SSIA Turun di Tahun Ini, Begini Rekomendasi Analis

Mobil Mewah yang Disewa (Leased Luxury Cars)

Banyak individu memilih untuk menyewa (lease) mobil mewah agar bisa mengendarai model terbaru dengan biaya bulanan yang terlihat terjangkau. 

Meskipun terlihat menguntungkan, skema sewa ini tidak membangun aset. Setelah kontrak sewa berakhir, mereka tidak memiliki apa-apa, berbeda dengan orang kaya sejati yang cenderung membeli mobil dengan tunai atau menjadikannya sebagai investasi yang tidak menguras kekayaan bersih mereka.

Jam Tangan Rolex

Jam tangan mewah seringkali dianggap sebagai simbol kesuksesan. Namun, bagi sebagian besar orang, membeli jam tangan seharga puluhan hingga ratusan juta rupiah adalah pengeluaran yang tidak produktif.

Uang sebanyak itu bisa digunakan untuk investasi yang jauh lebih menguntungkan, seperti saham atau properti, yang dapat menghasilkan kekayaan jangka panjang, bukan hanya sebagai alat pamer status.

Barang Desainer Penuh Logo

Barang-barang seperti tas, baju, atau sepatu dengan logo merek terkenal yang mencolok adalah cara cepat untuk menunjukkan status.

Padahal, barang-barang ini cenderung kehilangan nilainya seiring waktu. Orang yang benar-benar kaya lebih menghargai kualitas, keunikan, dan nilai jangka panjang dari sebuah barang daripada sekadar merek yang dipamerkan.

Baca Juga: Kuota 10.000! Daftar SMA Taruna Nusantara 2026, Cek Syaratnya

Menghabiskan Uang untuk Makanan dan Minuman Mahal

Mengunjungi restoran mewah dan mengunggahnya di media sosial telah menjadi tren. Meskipun pengalaman ini menyenangkan, menjadikannya kebiasaan dapat menguras keuangan.

Orang yang benar-benar makmur lebih fokus pada nilai, nutrisi, dan pengalaman makan yang tulus, bukan hanya untuk mendapatkan validasi dari orang lain.

Membeli Rumah Terlalu Besar

Membeli rumah yang melebihi kebutuhan finansial seringkali didorong oleh keinginan untuk mengesankan orang lain.

Hal ini dapat menyebabkan beban utang hipotek, biaya pemeliharaan, dan pajak properti yang sangat besar, membuat pemiliknya terjebak dalam siklus kerja keras hanya untuk mempertahankan gaya hidup.

Keanggotaan Klub Eksklusif

Keanggotaan di klub golf atau klub negara bisa sangat mahal. Bagi orang kaya sejati, klub ini sering menjadi tempat untuk membangun jaringan bisnis atau investasi.

Namun, bagi mereka yang hanya berpura-pura, keanggotaan ini hanyalah beban finansial yang digunakan untuk pamer.

Liburan Mewah

Liburan mewah yang menghabiskan seluruh tabungan atau bahkan berutang adalah fenomena yang sering terjadi.

Tujuannya adalah untuk menunjukkan gaya hidup glamor di media sosial. Padahal, uang yang dihabiskan untuk liburan ini bisa diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan kekayaan yang lebih signifikan.

Peralatan Fitness Mahal

Membeli peralatan fitness yang mahal untuk digunakan di rumah seringkali hanya menjadi pajangan.

Barang-barang ini memiliki nilai depresiasi yang tinggi dan seringkali akhirnya tidak terpakai, menunjukkan bahwa pembelian ini lebih didasari oleh emosi sesaat daripada kebutuhan nyata.

Tonton: Purbaya Salurkan Rp 200 Triliun ke 6 Bank Himbara Mulai Hari Ini, Porsinya Berbeda

Hobi Mewah (Luxury Hobbies)

Membeli barang-barang mewah seperti perahu, RV, atau mobil sport sering kali merupakan pembelian impulsif yang membebani finansial.

Selain biaya pembelian awal yang tinggi, barang-barang ini juga memerlukan biaya perawatan, asuransi, dan penyimpanan yang tidak sedikit.

TV Berukuran Sangat Besar

TV berukuran raksasa sering dianggap sebagai simbol kekayaan. Namun, ini adalah barang konsumsi yang nilainya menurun drastis dalam waktu singkat.

Pembelian ini sering kali tidak didasari oleh kebutuhan, melainkan keinginan untuk menunjukkan bahwa seseorang mampu membelinya.

Secara keseluruhan, artikel ini mengingatkan kita bahwa kekayaan sejati bukanlah tentang pamer atau memiliki barang-barang mewah, melainkan tentang substansi, disiplin finansial, dan investasi yang cerdas. Menghindari jebakan-jebakan ini dapat membantu kita membangun pondasi keuangan yang kokoh untuk masa depan.

Selanjutnya: Memoar Baru Kamala Harris Bongkar Ketegangan dengan Biden

Menarik Dibaca: Review Pasar Keuangan di Kuartal III 2025 yang Masih Suram

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

×