kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Digital Harus Efisien, Bank Jago (ARTO) Kejar CIR di Level 30% Dalam 4 Tahun


Rabu, 28 September 2022 / 16:32 WIB
Bank Digital Harus Efisien, Bank Jago (ARTO) Kejar CIR di Level 30% Dalam 4 Tahun
ILUSTRASI. PT Bank Jago Tbk (ARTO) berencana terus melakukan efisiensi.

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran bank digital di tengah masyarakat diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih murah. Terlebih, digital yang digadang-gadang harus bisa menjalankan bisnis yang lebih efisien. 

PT Bank Jago Tbk (ARTO) misalnya, berencana terus melakukan efisiensi yang tercermin dari cost to income ratio (CIR) yang berada di level 69%. 

Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun sudah menyatakan angka itu sudah jauh turun dari tahun lalu yang ada di level 120%. 

“Jadi memang masih memerlukan waktu untuk Bank Jago bisa mencapai skala ekonomis yang maksimal. Pencapaian skala ekonomis sudah bisa dilihat dari kuartal ketiga 2021 dimana kami sudah mencapai break even point dan tidak mencatat rugi lagi,” paparnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/9).

Baca Juga: Bank Jago (ARTO) Bakal Terhubung dengan Aplikasi Tokopedia di Kuartal IV-2022

Bank Jago berharap dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun mendatang bisa terus melakukan efisiensi hingga CIR stabil di level 30% hingga 35%. Oleh sebab itu, Bank Jago akan mengupayakan untuk terus mengembangkan aset dan liabilitas. 

Seiring itu, bank bersandi saham ARTO ini juga akan memacu pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM), dana murah atau current account and saving account (CASA) dan menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 

“Kami juga berencana ada fee based income untuk menurunkan BOPO, contohnya seperti dari wealth management products. Ini semua bisa membantu mendorong revenue dan laba akhir kami,” tambahnya.

Untuk kualitas aset, Bank Jago akan mengelola mengelola kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) yang sesuai dengan risk appetite bank. Bank Jago menilai tidak mungkin suatu bank itu tidak punya NP. 

Baca Juga: Masih Punya Prospek Menarik, Saham Bank Digital Ini Bisa Dilirik

“Kalau tidak ada NPL pasti pembagian kredit bank itu sangat terbatas. Jadi kita harus menjaga NPL sesuai dengan rasio-rasio yang sudah kami sesuaikan dengan risk appetite Bank Jago. Karena ini ada hubungannya dengan NIM. Makin tinggi NIM, semakin tinggi juga NPL atau LAR. Tapi yang penting adalah kami harus bisa tetap mendapatkan return yang sehat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×