Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Data resmi dari CBO dan US Treasury menunjukkan utang AS menembus US$ 36 Triliun (link: Treasury.gov). Tren kenaikan utang yang tak terbendung ini oleh para analis makroekonomi disebut sebagai puncak 'Debt Super Cycle', yang secara historis berujung pada penurunan nilai mata uang (debasement).
Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, pernah mempopulerkan frasa "Cash is Trash" dalam kondisi inflasi aset seperti ini. Artinya, menyimpan kekayaan hanya dalam bentuk tabungan tunai adalah strategi yang menjamin kerugian daya beli secara perlahan.
Lalu, bagaimana strategi pertahanannya? Emas kembali menjadi jangkar. Namun, jangan asal borong; mari kita hitung porsi idealnya dalam "Blueprint Portofolio 2026".
Mengapa Aturan Lama "5% Emas" Sudah Tidak Berlaku?
Dulu, perencana keuangan konvensional menyarankan alokasi emas cukup 5-10% dari total kekayaan. Sisanya? Saham dan Obligasi.
Namun, di era 2025-2026, korelasi aset berubah. Obligasi pemerintah (yang dulunya dianggap bebas risiko) kini bergejolak karena suplai utang yang berlimpah.
- Realita Baru: Emas terbukti menjadi satu-satunya aset yang tidak memiliki risiko gagal bayar pihak lawan (Counterparty Risk).
- Saran Baru: Banyak manajer investasi global kini merevisi saran alokasi emas menjadi 15-20% untuk portofolio moderat, sebagai benteng terhadap volatilitas geopolitik dan devaluasi mata uang.
Baca Juga: Informasi Kurs Transaksi BI Selasa, 2 Desember 2025: Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
Tiga Tipe Portofolio Emas 2026
Jangan memukul rata. Kebutuhan emas seorang pensiunan berbeda dengan Gen-Z yang agresif mengejar pertumbuhan modal. Berikut panduannya:
1. Portofolio "Benteng Pertahanan" (Konservatif)
Target: Pensiunan atau Anda yang prioritas utamanya adalah menjaga kekayaan, bukan melipatgandakan.
Alokasi Emas: 10-15%.
Bentuk Aset: Fokus pada Emas Fisik (Batangan). Tujuannya adalah asuransi kekayaan yang bisa dipegang saat krisis perbankan atau digital terjadi.
2. Portofolio "Growth & Hedge" (Moderat)
Target: Pekerja aktif yang ingin pertumbuhan aset tapi takut inflasi.
Alokasi Emas: 20%.
Strategi: Split 50:50. Setengah di emas fisik (simpanan jangka panjang), setengah lagi di Emas Digital/Tabungan Emas (untuk likuiditas cepat atau trading jangka pendek).
3. Portofolio "Gold Bug" (Agresif)
Target: Investor yang sangat pesimis terhadap Dolar AS dan yakin emas akan ke US$ 5.000/oz.
Alokasi Emas: >30%.
Strategi: Kombinasi Emas Fisik dan Saham Tambang Emas. Saham tambang memberikan leverage; saat harga emas naik 10%, laba perusahaan tambang bisa naik 30%.
Tonton: Harga Emas Antam Kembali Tersenyum Hari Ini (2 Desember 2025)
Tabel Simulasi Alokasi Aset (Modal Rp 100 Juta)
Berikut contoh konkret pembagian aset untuk profil Moderat di tahun 2026.
| Jenis Aset | Alokasi (%) | Nilai (Rp) | Peran dalam Portofolio |
| Saham (IHSG/US) | 40% | Rp 40.000.000 | Mesin Pertumbuhan (Growth) |
| Obligasi / SBN | 30% | Rp 30.000.000 | Pendapatan Tetap (Yield) |
| EMAS (Gold) | 20% | Rp 20.000.000 | Pelindung Nilai (Hedging) |
| Kas Tunai (Cash) | 10% | Rp 10.000.000 | Dana Darurat (Liquidity) |
Kesimpulan:
Emas Bukan untuk Cepat Kaya, Tapi Tetap Kaya
Ingat, tujuan utama memasukkan emas ke dalam blueprint 2026 bukanlah untuk menjadi kaya raya dalam semalam (kecuali Anda trading dengan leverage). Emas ada di sana supaya ketika pasar saham runtuh atau nilai uang kertas merosot tajam, daya beli Anda tetap utuh.
Selanjutnya: Merdeka Copper Gold (MDKA) Beri Pinjaman US$ 50 Juta kepada EMAS, Ini Tujuannya
Menarik Dibaca: Promo Traveloka 12.12 Super Sale: Liburan Seru Mulai Rp 12 Ribu, Catat Tanggalnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













