kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Harga Bitcoin Naik Gila-Gilaan, Apa Pemicunya?


Kamis, 04 Desember 2025 / 03:50 WIB
Harga Bitcoin Naik Gila-Gilaan, Apa Pemicunya?
ILUSTRASI. Harga bitcoin (BTC) kembali naik dan menembus level US$ 92.000 pada Selasa (2/12/2025) malam hingga Rabu (3/12/2025) pagi. REUTERS/Dado Ruvic

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Harga bitcoin (BTC) kembali naik dan menembus level US$ 92.000 pada Selasa (2/12/2025) malam hingga Rabu (3/12/2025) pagi.

Sebelumnya harga bitcoin mengalami tekanan pasar yang memicu likuidasi lebih dari US$ 250 juta pada pekan lalu.

Harga bitcoin naik didorong oleh menguatnya minat institusi keuangan global terhadap aset digital serta pemulihan sentimen pasar setelah penurunan tajam akhir pekan lalu.

Goldman Sachs dikabarkan bakal mengakuisisi Innovator Capital Management dalam kesepakatan senilai sekitar US$ 2 miliar.

Innovator menerbitkan ETF yang memungkinkan investor tradisional mendapatkan akses bitcoin melalui instrumen yang terkelola dan sesuai aturan pasar.

Akuisisi ini memperkuat posisi Goldman dalam ekosistem ETF, khususnya ketika permintaan produk terkait bitcoin terus meningkat.

Di saat yang sama, Vanguard yang selama bertahun-tahun menolak aset digital, resmi membuka akses perdagangan ETF Bitcoin di platformnya.

Keputusan ini memberi puluhan juta klien mereka berkesempatan untuk mendapatkan eksposur terhadap bitcoin melalui instrumen yang diatur.

Baca Juga: Panduan Transfer DANA ke SeaBank 2025: Cara Mudah dan Syarat Minimum Kirim Saldo

Langkah ini menyusul perubahan kebijakan Bank of America yang mulai memperbolehkan 15.000 penasihat keuangannya memberikan rekomendasi alokasi bitcoin sebesar 1 sampai 4 persen kepada nasabah mereka.

Vice President Indodax Antony Kusuma menjelaskan, beberapa keputusan strategis dari institusi besar menjadi katalis penting dalam penguatan harga bitcoin kali ini.

“Penerimaan institusi besar menjadi faktor utama dalam kenaikan bitcoin. Langkah Goldman Sachs, Vanguard, hingga Bank of America membuka akses lebih luas terhadap produk berbasis Bitcoin telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset kripto,” jelas Antony dalam keterangan tertulis, Rabu.

Ia menambahkan, pemulihan harga bitcoin kali ini juga dipengaruhi oleh dinamika pasar jangka pendek.

Setelah terkoreksi ke area 83.800 sampai 84.000 dollar AS dan memicu likuidasi besar, pasar langsung menunjukkan minat beli yang kuat.

"Volume perdagangan global meningkat signifikan dalam 24 jam. Rebound ini menunjukkan respons cepat pasar terhadap level support yang cukup kuat,” ungkapnya.

Sentimen makro turut memberi warna pada pergerakan harga.

Baca Juga: Biaya Admin Shopee Seller 2026: Penjual Wajib Tahu Perubahan Tarif Baru

Berakhirnya program Quantitative Tightening (QT) pada Senin (1/12/2025) oleh Federal Reserve (The Fed) juga menjadi salah satu katalis utama yang memperkuat likuiditas pasar.

The Fed menutup QT dengan menyuntikkan sekitar 13,5 miliar dollar AS melalui operasi repo harian, salah satu injeksi likuiditas terbesar sejak masa pandemi.

Peningkatan likuiditas ini biasanya mendukung aset berisiko, termasuk kripto, karena tekanan kebijakan moneter mulai mereda.

Saat ini, pasar global tengah menanti keputusan The Fed pada pertemuan 9 dan 10 Desember 2025 mendatang terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar secara historis menjadi pendorong utama minat terhadap aset berisiko termasuk bitcoin.

Antony menegaskan, meskipun volatilitas masih tinggi, perkembangan terbaru menunjukkan adopsi institusional yang semakin kuat.

“Langkah institusi besar masuk ke aset digital memberikan sinyal positif mengenai penerimaan jangka panjang terhadap bitcoin. Namun investor kripto tetap perlu berhati-hati, tidak FOMO, serta menggunakan strategi investasi jangka panjang seperti dollar-cost averaging (DCA) dan manajemen risiko yang disiplin,” pesannya.

Indodax pun mengajak seluruh investor untuk terus mengikuti perkembangan pasar dan memahami faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak di tengah dinamika aset kripto saat ini.

Tonton: Harga Banjir: Kerugian Sumatera Tembus Rp 6,28 Triliun!

Kesimpulan 

Kenaikan bitcoin ke 92.000 dollar AS dipicu oleh gelombang baru adopsi institusional: Goldman Sachs melakukan akuisisi penting terkait ETF, Vanguard membuka akses perdagangan ETF Bitcoin, dan Bank of America mulai mengizinkan rekomendasi alokasi Bitcoin kepada nasabahnya. Di sisi lain, sentimen makro membaik setelah The Fed mengakhiri program QT, meningkatkan likuiditas yang mendorong aset berisiko. Meski volatilitas masih tinggi, minat institusi besar memperkuat prospek jangka panjang bitcoin. Investor tetap disarankan berhati-hati dan menggunakan strategi manajemen risiko yang disiplin.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "Harga Bitcoin Naik, Indodax: Didorong Langkah Institusi Besar"

Selanjutnya: Pemerintah Stop Truk Berat Saat Nataru 2025! Ini Jadwal Lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×