kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi dan Target Bank Raya sebagai Bank Digital


Kamis, 29 September 2022 / 20:09 WIB
Ini Strategi dan Target Bank Raya sebagai Bank Digital
ILUSTRASI. Bank Raya menyiapkan strategi dan untuk menghadapi persaingan bank digital yang makin sengit.

Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) telah selesai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta (29/9). Dalam kesempatan ini, Bank Raya juga memaparkan strategi dan target menghadapi persaingan bank digital yang makin sengit.

Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro menerangkan, sejalan dengan transformasi Bank Raya menjadi bank digital, prospek ke depan diharapkan bisa lebih baik. Dari beberapa aspek digital, Bhimo melihat adanya perubahan perilaku customer, perkembangan teknologi, dan yang lainnya. 

"Memang semakin cepat, kita tentunya harus dapat mengakomodasi kebutuhan dari customer tersebut," kata Bhimo, Kamis (29/9).

Baca Juga: Laba Bank Raya Turun 41,34% pada Semester I

Bhimo bilang, Bank Raya memiliki visi dan misi untuk mempertajam penetrasi pasar dan bagaimana berkolabroasi dengan ekosistem fintech di Indonesia. Oleh karena itu, Bank Raya berbicara tentang eksekusi di tahun ini dan tahun-tahun ke depan dalam memaksimalkan ekosistem yang sudah dibangun selama 1,5 tahun terakhir dalam proses transformasi dan juga memanfaatkan ekosistem yang telah bangun bersama-sama dengan induk Bank Raya yaitu Bank BRI.

"Kita mendapat akses pembiayaan kepada agen BRILink dan telah bekerja sama dengan platform digital BRI yaitu BRImo terkait pembukaan rekening," tutur Bhimo. 

Selain itu, Bank Raya memiliki hubungan yang baik dengan fintech, hal ini tercermin dari performa digital lending yang tercatat tumbuh 300% secara tahunan menjadi sebesar Rp 652 miliar.

Di samping itu, akuisisi numbers of account (NoA) yang dilakukan secara digital dan online to offline. Bank Raya memanfaatkan jaringan yang sudah dimiliki untuk melakukan literasi. 

"Serta malakukan akuisisi untuk customer-customer kita, yang saat ini sudah mencapai angka sekitar 350.000 rekening baru dalam beberapa bulan terakhir," tambahnya.

Bhimo menjelaskan Bank Raya tetap menjaga aset dan liabilitas dan akan berusaha menumbuhkan aset-aset digital yang akan dilakukan dengan ekspansi secara sehat. 
"Secara bisnis proses, kita pastikan dalam waktu beberapa bulan ke depan, yang sekarang sudah dilakukan, semua sudah dilakukan end to end secara digital melalui aplikasi," kata Bhimo.

Bank Raya menjalin kerja sama dengan beberapa digital ecosystem partners. Di fintech, dari sudut pandang payment gateaway, atau financial institution lain, untuk melakukan pertumbuhan customer base dan pertumbuhan aset. 

Baca Juga: Bank Raya Sebut Kredit Macet ke Pekerja Segmen Informal Hanya 0,05%

"Itu dilakukan dengan cost acquisition yang rendah, didukung dari BRI sebagai induk, di mana kita mendapatkan akses BRILink dalam memberikan pembiayaan bridging loan, termasuk dalam meningkatkan jumlah transaksi," ujar Bhimo.

Hal ini juga akan menjadi vocal point dari Bank Raya di tahun ini dan tahun depan, untuk malakukan akuisisi dan meningkatkan retensi. 
"Hasil yang kita harapkan adalah aset bertumbuh dengan eksponensial, dengan didukung dari sudut pandang pengumpulan dana, sehingga bisa meningkatkan rasio CASA Bank Raya tahun ini dan tahun-tahun ke depan," pungkas Bhimo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×