Sumber: New Trader U | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kekayaan sejati sering kali tersembunyi di depan mata. Masyarakat cenderung mengaitkan uang dengan gaya hidup mewah yang mencolok, padahal banyak orang kaya justru sengaja menjauhi sorotan.
Mereka mengendarai mobil sederhana, tinggal di rumah biasa, dan berpakaian tanpa label desainer. Gaya hidup sederhana ini membuat mereka nyaris tak terlihat bagi orang yang menganggap kekayaan identik dengan konsumsi yang mencolok.
Perbedaan antara penampilan dan kenyataan ini menciptakan peluang menarik untuk diamati. Bisa jadi orang terkaya yang Anda temui adalah tetangga yang pendiam, rekan kerja yang jarang bicara soal uang, atau orang yang antre di depan Anda di supermarket. Kekayaan mereka bukan disembunyikan karena malu, melainkan sebagai pilihan strategis yang mencerminkan kebijaksanaan finansial.
Memahami tanda-tanda halus ini bisa mengubah cara pandang Anda tentang akumulasi kekayaan dan kesuksesan finansial.
Mengutip New Trader U, berikut lima tanda yang mengungkap “stealth wealth” dan pola pikir yang biasanya menciptakan keamanan finansial jangka panjang:
1. Hidup Jauh di Bawah Kemampuan
Tanda paling jelas dari kekayaan tersembunyi adalah gaya hidup yang sederhana meski sejalan dengan potensi penghasilan atau posisi profesional. Mereka tetap menggunakan mobil lama yang awet hingga puluhan tahun, meski sanggup membeli yang baru.
Rumah mereka nyaman tapi sederhana, dipilih karena praktis bukan gengsi. Belanja pun di toko biasa, jarang melakukan pembelian impulsif meski punya uang lebih.
Baca Juga: Warren Buffett: Jangan Investasi di Perusahaan yang Bermasalah
Perilaku ini lahir dari pemahaman bahwa “inflasi gaya hidup adalah musuh terbesar kekayaan.” Sementara orang lain meningkatkan standar hidup tiap kali gaji naik, orang kaya diam-diam menjaga kebiasaan belanja tetap sama. Frugalitas mereka bukan karena keterpaksaan, tapi pilihan.
2. Bicara Soal Kebebasan, Bukan Pamer
Perhatikan cara mereka bicara tentang tujuan hidup. Orang kaya diam-diam jarang membicarakan barang mewah atau status sosial. Sebaliknya, mereka berbicara tentang waktu, otonomi, dan ketenangan pikiran.
Mereka menekankan keseimbangan kerja-hidup, fleksibilitas, atau kesempatan untuk bekerja lebih sedikit. Kalau bicara perjalanan, fokusnya pada pengalaman dan keluarga, bukan pamer kemewahan di media sosial.
3. Tenang Saat Krisis Finansial
Tanda lain: bagaimana mereka menghadapi biaya tak terduga. Saat ada tagihan medis, perbaikan rumah, atau kejutan finansial lain, mereka tetap tenang. Mereka tak perlu mencari pinjaman, mencicil, atau menunda pembayaran.
Ketika orang lain stres, sulit tidur, atau panik, mereka tetap stabil. Karena bagi mereka, masalah finansial hanyalah gangguan kecil, bukan ancaman serius.
Baca Juga: Kantongi Cuan Besar dari Apple, Tapi Mengapa Warren Buffett Menjualnya?
4. Menyebut Aset Bernilai Tinggi Secara Santai
Kadang kekayaan mereka “bocor” lewat komentar ringan, misalnya soal properti sewaan, portofolio investasi, atau koleksi barang antik. Bukan untuk pamer, melainkan muncul begitu saja dalam percakapan.
Mereka bisa saja berkata sedang mengecek properti sewanya atau menyesuaikan portofolio investasi. Nada bicaranya datar, bukan penuh kebanggaan. Bagi mereka, aset itu hanya “alat kerja”, bukan simbol status.
5. Paham Strategi Investasi
Tanda terakhir adalah pengetahuan finansial yang dalam. Mereka bisa bicara soal diversifikasi, strategi pajak, hingga instrumen investasi kompleks dengan percaya diri.
Tonton: Diskon Tiket Pesawat Nataru 2025 Hanya Berlaku Untuk Penerbangan di Tanggal Ini
Mereka bukan sekadar menabung, melainkan mengelola kekayaan secara aktif dan strategis. Kesabaran, pemahaman risiko, dan strategi jangka panjang jadi ciri khas mereka.
Selanjutnya: Pasar Menyambut Deal OpenAI, Kapitalisasi Samsung–SK Hynix Naik US$37 Miliar
Menarik Dibaca: 5 Keuntungan Minum Es Americano yang Sering Muncul di Drakor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News