kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Strategi Bisnis Bank Ina di Tahun 2023 Pasca Penuhi Ketentuan Modal


Sabtu, 11 Februari 2023 / 20:45 WIB
Strategi Bisnis Bank Ina di Tahun 2023 Pasca Penuhi Ketentuan Modal

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) telah mengantongi modal inti sebesar Rp 3,2 triliun. Untuk itu berbagai strategi bisnis telah disiapkan untuk mencapai target di 2023.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu menyatakan, Bank Ina menargetkan tingkat kecakupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) hingga akhir tahun 2023 sebesar 25%.

“(Dari target CAR itu) sudah memperhitungkan pertumbuhan bisnis. Sedangkan realisasi CAR tahun lalu sebesar 31,45% setelah rights issue,” ujar Daniel kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).

Baca Juga: Setelah Penuhi Aturan Modal Minimal, Bank-Bank Kecil Siap Ngegas Hingga Maksimal

Daniel menyebutkan, dengan rasio kecukupan modal yang mencukupi tersebut, Bank Ina masih dapat dapat tumbuh sesuai dengan rencana bisnis di tahun ini.

Daniel berharap, tahun ini Bank Ina sudah bisa mengantongi persetujuan digital banking dari regulator. 

“Sehingga kami sudah bisa launched (meluncurkan) ke masyarakat,” katanya.

Daniel munuturkan belanja modal Bank Ina tahun ini tidak banyak. Dia bilang uang setoran modal akan lebih difokuskan untuk pertumbuhan bisnis.

“Dan pertumbuhan business baik lending maupun funding dua digit,” tuturnya.

Baca Juga: Intip Strategi Sejumlah Bank Cilik Genjot Bisnis Usai Penuhi Aturan Modal Inti

Daniel menambahkan, pihaknya juga menyiapkan strategi lainnya seperti ekspansi kredit maupun penguatan dana pihak ketiga (DPK), difokuskan pada small medium enterprise (SME) dan juga microfinance.

“Sedangkan dana selain menambah produk-produk baru juga (dengan) layanan digital,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×