kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Ekonom Josua Pardede: Bukan Rupiah yang Melemah!


Kamis, 16 Mei 2024 / 16:24 WIB
Ekonom Josua Pardede: Bukan Rupiah yang Melemah!
ILUSTRASI. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede saat outlook perekonomian di Jakarta (14/5/2024).

Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia saat ini masih terpengaruh oleh kondisi global yang dinamis.

Faktor-faktor seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, kenaikan suku bunga acuan AS, dan geopolitik global menjadi sentimen utama yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Meskipun demikian, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 masih tergolong solid di angka 5%.

Baca Juga: 5 Hari Setelah Bank Tutup, LPS Bayar Klaim Dana Nasabah

Lebih jauh, dalam Paparan Economic Review Bank Permata (14 Mei 2024), Josua menjelaskan bahwa sebagian besar situasi ekonomi terkini dipengaruhi oleh kondisi eksternal atau dampak ekonomi global.

Sebut saja, lebih dari 80% ekspor Indonesia diarahkan ke Tiongkok. Akibatnya, melambatnya ekonomi Tiongkok berdampak langsung pada Indonesia.

Josua juga menunjukkan proyeksi 4 lembaga terkemuka (IMF, World Bank, ADB, dan OECD). Keempatnya melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia (GDP) diprediksikan akan stabil di kisaran 5% hingga tahun 2025.

Perihal pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini, masih menurut Josua, lebih disebabkan oleh menguatnya dolar AS terhadap mata uang lain, bukan karena rupiah yang lemah.

Dolar AS memang menguat terhadap seluruh mata uang Asia, bahkan global, termasuk mata uang negara maju.

Baca Juga: Harga Bitcoin Menembus US$66.000, Tantang Level Resistensi US$ 69.000

Selain itu, konflik antara Iran dan Israel pada bulan April lalu juga turut mengguncang pasar keuangan di Indonesia.

Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh faktor global. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi diprediksikan akan stabil di kisaran 5% hingga tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×